Daftar Isi
Sinusitis
Sinusitis
Sumber gambar : http://www.walgreens.com
Definisi
Sinusitis adalah suatu peradangan pada sinus yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri maupun jamur.
Sinusitis bisa terjadi pada salah satu dari keempat sinus yang ada (maksilaris, etmoidalis, frontalis atau sfenoidalis).
PENYEBAB
Sinusitis bisa bersifat akut (sembuh dalam waktu kurang dari 30 hari) maupun kronis (berlangsung sampai lebih dari 90 hari, hingga bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun kemudian).
Penyebab sinusitis akut:
Sinusitis akut bisa terjadi setelah suatu infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas (misalnya pilek).
Di dalam tubuh manusia terdapat beberapa jenis bakteri yang dalam keadaan normal tidak menimbulkan penyakit (misalnya Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae). Namun, jika sistem pertahanan tubuh menurun atau drainase dari sinus tersumbat akibat pilek atau infeksi virus lainnya, maka bakteri yang sebelumnya tidak berbahaya akan berkembang biak dan menyusup ke dalam sinus, sehingga terjadi infeksi sinus akut.
Kadang infeksi jamur bisa menyebabkan sinusitis akut. Aspergillus merupakan jamur yang bisa menyebabkan sinusitis pada penderita gangguan sistem kekebalan. Pada orang-orang tertentu, sinusitis akibat jamur merupakan sejenis reaksi alergi terhadap jamur.
Beberapa kasus sinusitis akut bisa disebabkan oleh adanya infeksi pada gigi. Selain itu, gangguan sistem kekebalan tubuh dan fibrotik kistik juga bisa meningkatkan risiko terjadinya sinusitis.
Penyebab sinusitis kronis belum diketahui secara pasti, tetapi berkaitan dengan keadaan-keadaan yang menyebabkan peradangan kronis, misalnya :
Gejala
Gejala khas dari kelainan pada sinus adalah sakit kepala yang dirasakan ketika penderita bangun pada pagi hari.
Sinusitis akut dan kronis memiliki gejala yang sama, yaitu nyeri tekan dan pembengkakan pada sinus yang terkena, tetapi ada gejala tertentu yang timbul berdasarkan sinus yang terkena:
Gejala sinusitis lainnya adalah:
– rasa tidak enak badan
– demam
– letih, lesu
– batuk, yang mungkin semakin memburuk pada malam hari
– hidung meler atau hidung tersumbat
– menurunnya fungsi indra penciuman
Demam dan menggigil menunjukkan bahwa infeksi telah menyebar ke luar sinus. Selaput lendir hidung tampak merah dan membengkak, dari hidung mungkin keluar nanah berwarna kuning atau hijau.
Sinusitis & Gangguan Sistem Kekebalan
Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol atau penderita gangguan sistem kekebalan, jamur bisa menyebabkan sinusitis yang berat dan bahkan bisa berakibat fatal. Mukormikosis (fikomikosis) adalah suatu infeksi jamur yang bisa terjadi pada penderita diabetes yang tidak terkontrol. Pada rongga hidung terdapat jaringan mati yang berwarna hitam dan menyumbat aliran darah ke otak sehingga terjadi gejala-gejala neurologis (misalnya sakit kepala dan kebutaan).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan mikroskopik terhadap jaringan yang mati tersebut. Pengobatan yang diberikan berupa pengendalian diabetes dan pemberian obat anti-jamur amfoterisin B secara intravena (melalui pembuluh darah).
Aspergillosis dan kandidiasis merupakan infeksi jamur pada sinus yang bisa berakibat fatal pada penderita gangguan sistem kekebalan tubuh akibat terapi anti-kanker atau penyakit (misalnya leukemia, limfoma, mieloma multipel atau AIDS). Pada aspergillosis, terbentuk polip di dalam hidung dan sinus.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap polip. Pengobatannya berupa pembedahan sinus dan pemberian amfoterisin B intravena.
Diagnosa
Diganosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala yang ada, hasil pemeriksaan fisik dan foto rontgen sinus.
Untuk menentukan luas dan beratnya sinusitis, bisa dilakukan pemeriksaan CT scan.
Pada sinusitis maksilaris, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen gigi untuk mengetahui apakah terdapat abses pada gigi.
Pengobatan
Terapi sinusitis akut bertujuan untuk memperbaiki pengeluaran lendir dari dalam sinus dan penyembuhan infeksi. Terapi inhalasi (diuap) dan pemakaian handuk basah hangat pada sinus yang terkena, serta minum minumam hangat bisa membantu meredakan selaput lendir yang membengkak dan membantu memperbaiki pengeluaran lendir. Penderita juga bisa menghirup uap dari sebuah vaporizer atau semangkuk air panas.
Hidung dapat dialirkan dengan larutan garam (irigasi hidung) atau dengan semprotan air garam untuk membantu meredakan gejala. Obat dekongestan hidung (misalnya Phenylephrine atau Oxymetazoline), yang dapat mengecilkan pembengkakan selaput lendir, juga bisa digunakan. Tetapi obat-obat ini hanya dapat digunakan untuk waktu singkat. Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid (misalnya Fluticasone atau Mometasone) juga dapat digunakan untuk meredakan gejala, tetapi setidaknya perlu digunakan selama 10 hari untuk dapat melihat hasilnya.
Sinusitis akut yg berat atau menetap bisa diberikan antibiotik, seperti amoksisilin/klavulanat, doksisiklin, atau levofloksasin.
Selain itu, bisa juga diberikan obat-obatan untuk mengurangi rasa nyeri.
Orang-orang dengan sinusitis kronis menggunakan antibiotik yang sama, tetapi untuk waktu yang lebih lama, biasanya sekitar 4-6 minggu. Jika pemberian antibiotik tidak efektif, maka bisa dilakukan pembedahan untuk membersihkan sinus, mengambil bahan untuk pemeriksaan kultur mikroorganisme penyebab infeksi, atau untuk memperbaiki aliran lendir pada sinus, sehingga peradangan bisa membaik. Teknik pembedahan yang sekarang ini banyak dilakukan adalah pembedahan sinus endoskopik fungsional.
Pada anak-anak, sinusitis seringkali membaik setelah dilakukan pengangkatan adenoid yang menyumbat saluran sinus ke hidung. Pada penderita dewasa yang juga memiliki penyakit alergi kadang ditemukan polip pada hidungnya. Polip sebaiknya diangkat sehingga saluran nafas terbuka dan gejala pada sinus berkurang.
Referensi
– F, Marvin P. Sinusitis. Merck Manual Home Health Handbook. 2012.
http://www.merckmanuals.com/home/ear_nose_and_throat_disorders/nose_and_
sinus_disorders/sinusitis.html
– Mayo Clinic. Acute Sinusitis. 2013.
http://www.mayoclinic.com/health/acute-sinusitis/DS00170
– Mayo Clinic. Chronic Sinusitis. 2013.